Sabtu, 02 Mei 2015

skripsi habibul husni pai bab 1



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Hasil belajar sebagai output dari proses pembelajaran, merupakan bentuk perubahan dalam diri bagi individu. Hasil belajar setiap bidang studi akan membentuk unsur-unsur kelengkapan setiap pribadi individu siswa, misalnya bidang studi fiqih; akan membentuk penguasaan konsep yang berkaitan dengan ibadah dan mua’malah, bidang studi ketrampilan; maka akan membentuk skill siswa berkembang sesuatu dengan potensi yang dimiliki, dan demikian pula bidang studi lainnya.
Memperhatikan  keadaan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan permasalahan inti yang harus secara terus menerus dipikirkan dan diupayakan oleh setiap guru dan komponen pendidikan lainnya. Pemahaman terhadap hasil belajar mata pelajran fiqih, setidaknya siswa dalam belajar akan dapat memegang prinsip bahwa: “ Belajar itu menunjuk kepada suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen. Perubahan tingkah laku tidak terjadi segera mengikuti pengalaman belajar. Dalam tingkah laku merupakan hasil dari pengalaman dan latihan, yang harus diberi penguatan.1

Pendapat di atas menunjukkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian tertentu anak didik dalam hal penguasaan materi pelajaran untuk mewujudkan hasil belajar siswa dihadapkan kepada berbagai faktor, baik intern maupun ekstern.
Sedangkan  Briggs sebagaimana yang dikutip oleh dalam Miarso mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, antara lain adalah: “Ranah kognitif, afektif /sikap  dan   psikomotor. Setiap  ranah  dapat diklasifikasikan  lebih
_______________
[1] Hergerhahn dan Olson, dalam Depdiknas, Strategi Pembelajaran dan Hasil Belajar, Depdiknas, Jakarta, 2004, h. 78.


2
lanjut, ranah kognitif diklasifikasikan menjadi enam, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesis dan evaluasi”.2 Sedangkan untuk membentuk kemandirian dalam hal belajar, maka perlu diterapkan teknik belajar seperti yang dikemukakan oleh Tohirin, bahwa: “Teknik  belajar perlu diarahkan pada 5 langkah, yaitu: belajar SQ3R, yaitu: Survey, Question, Read,  Recita, Review”.3
Dalam mengerjakan tugas siswa dituntut untuk memiliki kemandirian, baik dalam berpikir, bersikap dan bertindak dalam merumuskan masalah maupun dalam memecahkan masalah. Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan. Pengertian ini dibedakan dengan pengajaran yang telah terlanjur mengandung arti sebagai penyajian bahan ajaran yang dilakukan oleh seorang pengajar. Pembelajaran tidak harus diberikan oleh pengajar, karena kegiatan ini dapat dilakukan oleh perancang dan pengembang sumber belajar, misalnya seorang teknologi pembelajaran atau suatu tim terdiri dari ahli media dan ahli materi ajaran tertentu.
Pembelajaran yang efektif adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan kepada siswa melalui pemakaian prosedur yang tepat. Definisi ini mengadung dua indikator yang penting, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan mengajar pada guru.
Kegiatan pembelajaran di MTs hingga saat ini umumnya kurang memperhatikan  pentingnya  menggunakan teknik  yang  bervariasi dan  tepat untuk
menarik perhatian siswa. Kemampuan  komunikasi mencakup penyajian yang jelas,
 

2 Ibid, h. 78.
3 Tohirin, Psikologi Pem,belajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, h. 113-120.


3
kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi, dan lain-lain), dan kemampuan untuk mendengar. Kemampuan berkomunikasi tidak hanya diwujudkan dengan melalui penjelasan verbal, tetapi dapat juga berupa tugas yang ditulis, serta silabus dan rencana pembelajaran yang jelas dan mudah dimengerti. Komunikasi yang efektif itu penting di dalam kelas yang besar, diskusi kelompok, bahkan dalam percakapan perorangan.
Pembelajaran mata pelajaran fiqih mempunyai aspek-aspek, yaitu pembelajaran teori dan pembelajaran praktek. Nilai tertentu yang dicapai siswa berarti mencerminkan kondisi keseluruhan baik kemampuan dari segi pennguasaan materi pelajaran maupun kegiatan praktik. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran pendidikan Fikih di MTs Sabilul Muttaqien adalah 60. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Fikih Siswa Kelas VIII MTs  Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Lampung Timur
Tahun Pelajaran 2011/2012.
No
Nilai
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentasi
1
>60
Tuntas
6
40 %
2
< 60
Tidak Tuntas
9
60 %
Jumlah
15
100 %


            Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien masih rendah. Terkait dengan siswa yang tidak  tuntas belajarnya, dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
1.      Siswa menganggap  mata pelajaran fikih merupakan salah satu bidang studi yang memiliki materi luas, sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran fikih.         


4


2.      Siswa kurang berminat terhadap pelajaran, dimana saat di kelas kurang dapat berkonsentrasi terhadap materi yang diajarkan oleh guru.
3.      Masih banyak siswa yang enggan belajar ulang mata pelajaran fikih saat berada di rumah.
Dari data tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa bidang studi fiqih masih rendah dan teknik belajar siswa masih banyak yang kurang. Oleh sebab itu, penulis bermaksud meneliti penggunaan teknik belajar dalam bidang studi fiqih guna mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Selain hal-hal di atas,  dalam pemmbelajaran guru hanya menyampaikan  materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sehingga nilai hasil belajar yang dicapai siswa belum memuaskan.
Memperhatikan permasalahan-permasalahan tersebut, maka untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih, penelitian ini difokuskan pada penerapan metode belajar SQ3R, yang diharapkan akan lebih menarik bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar bidang studi fiqih, yang didasarkan pada hasil tes pada tiap-tiap siklus.
Melalui pembelajaran sub pokok bahsan  dalam bidang studi fikih, dengan teknik belajar  SQ3R, maka secara otomatis siswa merasa dituntut untuk menguasai materi pelajaran, dan dengan demikian diharapkan siswa akan lebih meningkat perhatiannya terhadap pembelajaran, dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.


5

B.     Identifikasi Masalah
Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam bidang studi fiqih rendah. Sedangkan Identifikasi masalah adalah “gejala-gejala yang ditetapkan sebagai penyebab munculnya suatu masalah”.6 Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Proses belajar mengajar belum berjalan dengan baik.
2.      Minat siswa terhadap pembelajaran bidang studi fiqih masih kurang..
3.   Metode belajar  SQ3R belum dilaksanakan oleh siswa dalam mempelajari teks.

4.      Hasil belajar siswa cenderung banyak yang rendah.

C.    Pembatasan Masalah
     Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini masalahnya dibatasi pada: pelaksanaan metode belajar SQ3R dalam meningkatkan hasil belajar  bidang studi fiqih siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien.

D.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan agar proses penelitian ini tidak menyimpang dari topik yang ditetapkan, maka  dirumuskan permasalahan sebagai berikut: "Adakah pengaruh metode belajar SQ3R terhadap hasil belajar fiqih siswa kelas VIII  MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012?".
 


6 Sugiyono, Metode Penelitian, Rajawali, Jakarta, 2005, h. 26.

6

E.  Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a.       Untuk mendeskripsikan metode belajar SQ3R siswa di MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Sukaraja Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.
b.      Untuk mendeskripsikan hasil belajar fiqih siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Sukaraja Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.
c.       Untuk mengetahui pengaruh metode belajar SQ3R terhadap hasil belajar fiqihsiswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Sukaraja Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.

2.      Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini   adalah :
a.       Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah guna meningkatkan teknik belajar dan  hasil belajar siswa yang optimal.
b.      Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan teknik-tetknik belajar yang mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
c.       Sebagai referensi atau bahan acuan guna penelitian lebih lanjut.
                       

BAB II

 
LANDASAN TEORI
A.  Deskripsi Teori
1.  Metode Belahar SQ3R
a.      Pengertian Metode Belajar SQ3R
Metode merupakan cara atau langkah yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Metode SQ3R, menurut Francis P Robinson dalam Tohirin bahwa:
       SQ3R merupakan langkah-langkah mempelajari teks, yang meliputi:
Survey, yakni memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks. Question, yakni menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengana teks. Read, yakni membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Recite, yakni menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. Review, yakni meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.1

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil pengertian bahwa teknik merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. “Metode belajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran  yang dipilih dan dilaksanakan  guru dengan  jalan mengkombinasikan lima komponen sistem pembelajaran yaitu  terdiri atas orang, pesan, bahan, alat dan lingkungan agar tercapai tujuan belajar”.2
Nasution menjelaskan tentang metode belajar yaitu sebagai berikut :
    Metode belajar adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, misalnya bimbingan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca dan menulis. Bimbingan belajar harus diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran/ kuliah, meskipun mungkin ada bimbingan khusus untuk itu.3
 

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2004, h. 102.
2 Nasution, Psikologi Pendidikan, Jemars, Bandung, 2004, h. 530.
3 Ibid.
7


8

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa teknik belajar adalah cara-cara yang dilakukan oleh seseorang (siswa/mahasiswa) untuk mencapai tujuan tertentu. Metode belajar sangat diperlukan bagi peserta didik. Asumsinya adalah bahwa jika anak didik memahami teknik belajar secara baik, maka kegiatan belajar akan lebih berlangsung efektif.

b.      Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Belajar SQ3R
Menurut pendapat dari Tohirin bahwa: “Metode  belajar perlu diarahkan pada 5 langkah,  belajar SQ3R, yaitu:  “cara mengikuti pelajaran/kuliah, cara belajar sendiri di rumah, cara belajar kelompok, dan cara mempelajari buku teks”.4
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
1.      Survey
Dalam belajar, bimbingan perlu diberikan baik oleh guru maupun orang tua. SQ3R merupakan singkatan dari langkah-langkah yang terdiri dari Survey, yaitu memeriksa atau meneliti seluruh isi teks. Kemampuan memeriksa atau meneliti isi teks sangat penting. Kemampuan ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas pencarian sumber bahan belajar pada peserta didik. Kecepatan memahami apakah teks tersebut benar-benar yang mereka perlukan, ataukah teks tersebut tidak ada kaitannya (tidak bermanfaat) bagi kegiatan belajarnya. Kemampuan melakukan survai atau memeriksa teks ini penting bagi peserta didik terutama pada saat mereka dihadapkan pada materi buku-buku baru. Demikian   pula  sebaliknya   kelemahan  dalam hal   melakukan survai  ini akan
 

4 Tohirin, Teknik  Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, h. 113-120.

 9
memperlambat peserta didik memperoleh bahan bacaan/materi yang tepat untuk belajar. kemudian kemampuan menyusun question/pertanyaan dari teks yang dibaca. Kemampuan ini harus dilatih untuk menambah wawasan peserta didik terhadap materi yang dibaca. “Melalui pertanyaan yang disusun, peserta didik akan berusaha untuk menjawabnya sendiri dengan mengembangkan ide dan opini dengan perasaan yang bebas”5. Dampak positif yang diperoleh peserta didik adalah mereka telah banyak merekam dalam memori otaknya tentang inti materi pelajaran yang dibaca.
2.  Question
Kemudian dilanjutkan dengan Question, yakni menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks. Setelah pertanyaan disusun, maka peserta didik akan aktif membaca untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan. Dari pertanyaan yang disusun dan dijawab, maka peserta didik dapat membaca berulang-ulang (menghafal). Dari hafalan yang dicapai, maka peserta didik dapat melakukan reviu atau meninjau ulang jawaban-jawaban yang telah dibuat, sehingga diketahui secara tepat tingkat kebenarannya.

Kemampuan menyusun pertanayan merupakan bagian terpenting dalam belajar, sebab dalam proses belajar diperoleh arahan tentang apa dan bagaimana
pelajaran harus dikuasai. Karena pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses mentransfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik.
Jika ditinjau dari cara mengikuti   pelajaran, maka   akan ditemui kondisi
 

      5 Ibid, h. 124

10
yang bervariasi. Cara mengikuti pelajaran tentu ada cara-cara yang secara umum menjadi panduan, seperti: duduk tenang, menyimak dengan baik, mencatat hal-hal penting yang didengar, menanyakan pada guru terhadap apa yang belum jelas diterima dan sebagainya. Tetapi jika ditinjau dari karakter masing-masing individu peserta didik, cara-cara tersebut belum tentu berlaku efektif pada seluruh siswa. Artinya terdapat peserta didik yang bisa menguasai materi jika mengikuti langkah-langkah tersebut, dan ada pula peserta didik yang tidak aktif belajar tetapi dapat menguasai materi pelajaran.
3.      Read

Ketiga Read, yakni membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat. Beberapa petunjuk memberikan penjelasan bahwa kegiatan belajar di rumah kurang efektif lebih disebabkan penggunaan waktu yang kurang tepat, kurangnya fasilitas belajar, dan banyaknya kegiatan lain yang tidak mendukung belajar. Oleh karena itu bimbingan belajar perlu diarahkan pada cara-cara pemanfaatan waktu, penggunaan fasilitas atau sarana belajar dan pengendalian diri pada berbagai kegiatan yang tidak mendukung belajar itu sendiri.
Cara belajar sendiri di rumah merupakan hal yang sangat krusial bagi peserta didik. Dua hal penting yang terkait erat dengan aspek ini, yaitu bahwa: “Anak didik belum memahami cara belajar yang efektif, dan belum mamu membagi waktu untuk  mengatur belajarnya”.6 Secara umum peserta didik belum memahami bagaimana cara belajar yang  benar-benar  efektif  dalam  arti   dapat menguasai materi pelajaran.
6 Ibid, h. 124

11
            Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kemampuan dalam hal: memusatkan perhatian atau konsentrasi, tidak memikirkan urusan/ kepentingan lain selain belajar, menentukan tempat yang fresh atau steril dari kemungkinan munculnya berbagai gangguan dalam belajar. Unsur-unsur penting dalam mencapai efektifitas belajar ini belum dipahami peserta didik. Banyak peserta didik yang saat belajar di rumah bersebelahan dengan ruang TV, ruang belajar yang kurang bersih dan sebagainya. Kondisi ini menuntut adanya perhatian yang baik dari orang tua. Tidak disadari oleh orang tua bahwa saat ini semakin kompleksnya kepentingan hidup, banyak orang tua yang melupakan pendampingan belajar bagi anak. Setelah diketahui anak mengalami masalah dalam belajar, orang tua baru menyadari dan berusaha memberikan bantuan semampunya, sedang situasinya sudah relatif terlambat.
Belajar mandiri di rumah merupakan tugas (kegiatan) yang tidak mudah bagi peserta didik, begitu pula bagi orang tua. Bagi peserta didik, waktu di rumah merupakan kesempatan untuk melakukan apa saja, baik yang berkaitan dengan belajar, bekerja maupun bermain. Kegiatan belajar di rumah merupakan kegiatan yang menuntut adanya kesadaran yang tinggi, sehingga kegiatan belajar ini selalu diutamakan dari seluruh waktunya di rumah. Kegiatan bekerja bagi peserta didik untuk usia SLTP belum banyak menyita waktu. Artinya kondisi sekarang sangat jarang orang tua yang minta bantuan bekerja dari anaknya setelah pulang sekolah. Sedangkan aktivitas bermain merupakan faktor penting yang harus dicermati oleh setiap orang tua. Ada dua hal penting akibat dari   kebanyakan  bermain   bagi   anak-anak.  Pertama, karena   bermain  maka


12
kesempatan belajar terbuang. Kedua, anak yang sudah terbiasa pulang sekolah terus bermain, kondisi psikisnya sulit untuk terfokus pada pelajaran, karena bermain menurutnya merupakan hal yang paling menyenangkan.

     4.  Recite
Yaitu cara menghafal jawaban yang telah ditemukan. Untuk memperoleh manfaat dari belajar sehingga mampu menghafal jawaban yang sudah dibuat, maka juga dapat dittempuh dengan melakukan kegiatan belajar bersama atau kelompok, dengan maksud melalui belajar tersebut siswa dapat melakukan tanya jawab. Misalnya: dalam belajar kelompok diusahakan tertib, oleh karena itu perlu dibentuk pengurus kelompok (ketua), perlu adanya sikap saling menghargai dan sebagainya.
Kemampuan menghafal memerlukan kesadaran setingkat lebih tinggi dalam diri siswa yaitu dalam hal belajar. Jika belajar mandiri di rumah dapat disebabkan karena anak takut dengan orang tua sehingga belajar karena adanya keterpaksaan. Maka “belajar kelompok berlangsung karena kesadaran pada peserta didik sudah lebih baik”7. Dengan kata lain, keaktifan peserta didik untuk belajar kelompok dilandasai oleh kesadaran belajar mandiri yang sudah baik. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa peserta didik yang sudah memiliki kesadaran belajar mandiri lebih baik justru memanfaatkan belajar bersama sebagai tempat santai, rileks atau bersenda gurau.
Uraian di atas menunjukkan bahwa baik belajar mandiri maupun belajar kelompok  unsur   pengawasan   atau   control   dari orang  tua   tetap diperlukan
_________________
7 Rochman Natawidjaya, Proses Belajar, Rajawali, Jakarta, 2002, h. 12

13

sehingga aktivitas belajar yang muncul pada saat belajar kelompok akan lebih bersifat positif. Dikatakan lebih positif karena jika belajar mandiri peserta didik hanya berhadapan dengan buku, maka dalam belajar kelompok mereka dihadapkan selain pada buku juga teman, sehingga dapat dilakukan kegiatan diskusi, tanya jawab dan sebagainya.
5.  Review
            Review adalah meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga. Untuk ddapat meninjau ulang dengan baik maka siswa perlu mempelajari buku teks dengan baik pula sehingga memahami isi materi pelajaran. Namun demikian “untuk anak didik membutuhkan bimbingan, sehingga memiliki kemampuan tentang cara-cara mempelajari buku teks. Misalnya cara membaca, cara mengambil pokok pikiran dari bacaan, cara merangkum dan cara menghafal materi bacaan.”8
Mempelajari buku teks perlu diikuti oleh keterampilan dan kecermatan, misalnya: sambil membaca peserta didik perlu mempersiapkan alat tulis untuk memberi tanda pada bagian-bagian yang penting. Setelah membaca, peserta didik yang terampil biasanya melanjutkan kegiatannya dengan membuat resume (epitome) untuk dibaca ulang di lain kesempatan. Kebiasaan tertib seperti ini dan dilakukan siswa secara terus menerus, maka akan menambah perbendaharaan pengetahuan dan memungkinkan bagi anak didik untuk berkembang lebih maju dalam belajar.
 

8 Ibid, h. 16

14
c.   Kelebihan dan Kekurangan Metode Belajar SQ3R
Adapun kelebihan  metode belajar SQ3R  menurut Tohirin adalah:
a). Kemampuan untuk melakukan survey dapat melatih kecakapan siswa dalam belajar. atau melihat isi buku sebelum membaca sulit tertanam pada siswa.
b).  Ketrampil dalam bertanya merupakan salah satu bentuk kemajuan belajar.
c). Kemampuan membaca teks untuk menjawab pertanyaan akan meningkatkan penguasaan materi pelajaran pada siswa.
d). Kemampuan untuk meninjau ulang hasil jawaban akan membantu siswa memahami sendiri kemajuan belajarnya”.9
          Sedangkan  kekurangan-kekurangan metode belajar SQ3R, adalah:
a). Kemampuan untuk melakukan survey atau melihat isi buku sebelum membaca sulit tertanam pada siswa.
b).  Sulit menumbuhkan pada siswa untuk trampil dalam bertanya
c). Membaca teks untuk menjawab pertanyaan membutuhkan waktu yang umumnya kurang disukai siswa.
d).  Sulit menumbuhkan pada siswa untuk meninjau ulang hasil jawaban yang telah dilakukan”.10
Dari kelebihan dan kekurangan metode belajar SQ3R tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa teknik belajar  adalah penting untuk diterapkan dalam pembelajaran. Penerapan teknik belajar dapat difungsikan  untuk melengkapi metode lainnya, mengingat teknik tertentu belum tentu  dapat digunakan   pada   berbagai   bidang   studi.   Pada   bidang  studi yang  cakupan
 

9 Ibid, h. 120
10 Ibid, h, 120

15
materinya luas, metode belajar SQ3R cukup tepat digunakan karena untuk merangsang siswa aktif belajar.
2.      Hasil Belajar
a.  Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perolehan yang dicapai seseorang dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain hasil belajar adalah usaha yang telah dicapai dalam rangka mengadakan perubahan untuk mencapai tujuan. Untuk mendapatkan pengertian hasil belajar secara lebih rinci berikut ini penulis uraikan pengertian hasil belajar menurut ahli pendidikan berikut:
Menurut Ngalim Purwanto, dinyatakan bahwa : “Hasil belajar adalah hasil-hasil belajar oleh murid-murid atau mahasiswa dalam jangka waktu tertentu yang diberikan oleh guru atau dosen”.11
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh murid atau mahasiswa dalam waktu tertentu yang telah diberikan oleh guru atau dosen untuk mengevaluasi tugas yang diberikan apakah ditanggapi secara baik atau tidak.
Sedangkan Fudyantara menerangkan bahwa : “Hasil belajar merupakan taraf abilitas anak untuk menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan pada orang-orang yang berbeda. Hasil itu bukan saja pengetahuan tetapi juga keterampilan”.12
Sementara itu menurut WS. Winkel menjelaskan bahwa : “Hasil belajar adalah hasil usaha yang  telah dicapai melalui  pengalaman-pengalaman belajar.
11 Ngalim Purwanto, Evaluasi Pendidikan, Rajawali, Jakarta, 1993, h. 25.
12 Fudyantara, Evaluasi Hasil Belajar, Gunung Agung, Jakarta, 1998, h. 77.
      

16
Hasil belajar dapat dilihat dengan adanya perubahan yang nampak yang dihasilkan murid terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan guru”.13
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah penguasaan sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh siswa akan suatu mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai ters atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik siswa dituntut untuk mengetahui, menguasai akan suatu pengetahuan atau keterampilan yang selanjutnya dapat dikembangkan bagi kehidupannya sendiri di masa mendatang.
Sedangkan pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh Subino adalah :
Yang dimaksud hasil belajar ialah hasil yang dicapai murid, dinilai dari satu tahap ke tahap yang lain, maupun yang menyeluruh belum selesai (penilaian formatif), selanjutnya pada akhir program, mungkin pada akhir tahun persekolahan, diadakan penilaian yang ingin mengetahui pengaruh terhadap siswa.14

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah penilaian terhadap hasil kerja anak yang berupa pengetahuan dan keterampilan dan tingkah laku kemudian diwujudkan dalam bentuk skor atau nilai yang berbentuk angka dalam suatu periode tertentu untuk mengetahui pengaruhnya terhadap siswa.

________________
13 WS. Winkel , Prinsip-Prinsip dan Teknik Belajar, Gramedia, Jakarta, 1994, h. 150.
14 Subino, Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1994, Cet. I, h. 1.


17
Kemudian menurut Mollar Ahmad menerangkan pengertian hasil belajar sebagai berikut :
Hasil belajar adalah bukti yang telah dicapai dari sebuah usaha. Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan skill, kebiasaan atau sikap yang kesemuanya disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif atau perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman.15

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui hasil belajar merupakan bukti yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan melalui proses mental yang dapat memberikan skill yang diterapkan dan dilaksanakan yang pada akhirnya dapat menimbulkan tingkah laku yang merupakan hasil dari sebuah pengalaman yang telah dilaluinya.
Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan, maka dapat penulis definisikan hasil belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh siswa dengan melalui usaha yang berupa kecakapan dan kemampuan masing-masing dalam belajar. Hasil belajar yang baik sudah barang tentu tidak akan mudah dicapai begitu saja, namun harus melalui beberapa tes, ulangan yang pada akhirnya akan menghasilkan nilai akhir yang disebut prestasi belajar.

b.  Kriteria Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai perolehan siswa setelah menempuh periode pembelajaran tertentu, dapat dikriteriakan menurut tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Nasrun Harahap bahwa :

Hasil belajar dapat dikriteriakan menurut tingkat penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Misalnya dalam proses belajar siswa menguasai   materi 80%  -  100%   dapat  dikatakan  bahwa hasil  belajar
 

15 Mollar Ahmad, Interaksi Belajar Mengajar, Insani Press, Jakarta, 1990, h. 220.



18

siswa sangat tinggi. Apabila dalam proses belajar siswa menguasai materi antara 75%-80% dapat dikatakan hasil belajar siswa sedang. Jika dalam proses hasil belajar siswa menguasai materi antara 55%-75% dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa rendah. Jika siswa menguasai pembelajaran 31%-54% maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa sangat rendah.16

Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa hasil belajar itu identik dengan penggunaan materi pelajaran. Karena hakikat dari nilai perolehan belajar diawali dari kemampuan siswa untuk menjawab soal-soal yang diajukan guru secara tertulis. Dengan demikian tingkat penguasaan materi masing-masing siswa, secara otomatis akan membedakan hasil belajarnya.
Sedangkan menurut Rachman Natawidjaya dikemukakan bahwa: “Apabila siswa menguasai materi pelajaran di atas 75% dapat dikatakan hasil  belajar siswa/mahasiswa tinggi. Apabila penguasaan materi siswa mencapai 60%-75% menunjukkan pada hasil belajar yang sedang, dan apabila penguasaan materi siswa di bawah 50% menunjukkan hasil belajar yang rendah”.17
Bertitik tolak dari landasan teori tersebut di atas, maka dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian ini, hasil belajar siswa akan dikriteriakan sebagai berikut :
a.       Hasil belajar tinggi, yaitu perolehan nilai hasil belajar siswa antara  80-100
b.      Hasil belajar sedang, yaitu perolehan nilai hasil belajar siswa antara 70-79
c.       Hasil belajar rendah, yaitu perolehan nilai hasil belajar siswa antara 60-69.
d.      Hasil belajar  sangat rendah, yaitu perolehan  nilai hasil belajar  <  60.
 

16 Nasrun Harahap, Evaluasi Hasil Belajar, Bulan Bintang, Jakarta, 1996, h. 156.
17 Rochman Natawidjaya, Proses Belajar Mengajar, Rajawali, Jakarta, 1998, h. 168.


19

c.  Aspek-Aspek Hasil Belajar

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai, dapat dikategorikan ke dalam tiga bidang yakni : bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotor. Ketiga-tiganya bukan berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan membentuk hubungan yang hirarkis. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiga-tiganya harus nampak sebagai tujuan yang hendak dicapai. Ketiga-tiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran. Adapun tipe-tipe hasil belajar tersebut seperti dikemukakan oleh AF. Tangyong meliputi : “Tipe hasil belajar itu mencakup tiga bidang, yaitu tipe hasil kognitif, tipe hasil belajar afektif dan tipe hasil belajar psikomotor”.18

Dari hasil pendapat tersebut dapat penulis uraikan satu persatu sebagai berikut :

a.      Tipe Hasil Belajar Kognitif

            Tipe hasil belajar ini meliputi beberapa aspek sebagai berikut :

1)      Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
Seperti: batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat-ayat, rumus danPengetahuan hafalan, sebagai terjemahan dari knowledge. Cakupan pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping pengetahuan  yang  mengenai hal-hal yang  perlu diingat kembali
______________
18 AF. Tangyong, Pendekatan Keterampilan Proses, Rajawali, Jakarta, 1997, h. 34-37.

20

sebagainya. Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu dihafal, diingat agar dapat dikuasai dengan baik. Ada beberapa cara untuk menguasai atau menghafal misalnya bicara berulang-ulang, menggunakan teknik mengingat (memo teknik). Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan ringkasan dan sebagainya.


2)      Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep, untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep yang dipelajari.

Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum: pertama, pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami sesuatu makna yang terkandung di dalamnya. Misalnya memahami kalimat dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain, mengartikan lambang negara dan sebagainya. Kedua, pemahaman penafsiran, misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Sedangkan yang ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalakn sesuatu atau memperluas wawasan.


3)      Tipe hasil belajar penerapan (Aplikasi)
      Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi sesuatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya memecahkan   persoalan  dengan menggunakan rumus tertentu, menerapkan

21
 suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan dan sebagainya.

4)      Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai sesuatu integritas (kesatuan yang utuh), menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Analisis merupakan tipe prestasi belajar sebelumnya, yakni pengetahuan dan pemahaman aplikasi. Kemampuan menalar pada hakikatnya merupakan unsur analisis, yang dapat memberikan kemampuan pada siswa untuk mengkreasi sesuatu yang baru, seperti: memecahkan, menguraikan, membuat diagram, memisahkan, membuat garis dan sebagainya.


5)      Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah tipe hasil belajar, yang menekankan pada unsur kesanggupan menguraikan sesuatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. Beberapa bentuk tingkah laku yang operasional biasanya tercermin dalam kata-kata: mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun, mencipta, merancang, mengkonstruksi, mengorganisasi kembali, merevisi, menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan lain-lain.


6)      Tipe hasil belajar evaluasi
       Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judment yang dimilikinya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan   paling  tinggi  dan  terkandung semua  tipe hasil belajar yang

22

 

telah dijelaskan sebelumnya. Dalam tipe hasil hasil belajar evaluasi, tekanannya pada pertimbangan mengenai nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya menggunakan kriteria tertentu. Dalam proses ini diperlukan kemampuan yang mendahuluinya, yakni pengetahuan, pemahaman aplikasi, analisis dan sintesis. Tingkah laku yang operasional dilukiskan pada kata-kata menilai, membandingkan, mengkritik, menyimpulkan, mendukung, memberikan pendapat dan lain-lain.


b.      Tipe Hasil Belajar Afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila orang yang bersangkutan telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidang, kurang mendapat perhatian dari guru, dan biasanya dititik beratkan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar yang afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti : atensi, perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Ada beberapa tingkatan bidang afektif, sebagai tujuan prestasi belajar antara lain adalah sebagai      berikut :

1.      Receiving/attending, yakni semacam kepekatan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang di dalam diri siswa baik dalam bentuk masalah situasi gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan yang ada dari luar.


23

2.      Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan kepada seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk : ketetapan reaksi, perasaan, kepuasan dapat menjawab stimulasi yang berasal dari luar.
3.      Evaluing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan  terhadap gejala atau stimulasi tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di          dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengambilan pengamalan untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai yang diterimanya.
4.      Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, kemantapan serta prioritas nilai yang dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ini adalah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem       nilai.
5.      Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, hal ini merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

c.       Tipe Hasil Belajar Psikomotor

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan yang antara lain adalah :

1)      Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2)      Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.


24
3)      Kemampuan konseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.
4)      Kemampuan  fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan   ketepatan.
5)      Gerakan-gerakan skill, hal ini mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang sangat kompleks.
6)      Kemampuan yang berkenaan dengan non decursivo komunikasi, seperti gerakan interpretatif dan sebagainya.
     Aspek hasil  belajar   yang  diteliti   dalam penelitian ini adalah hasil belajar

afektif.

d.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara garis besar semua siswa yang sedang belajar menginginkan hasil belajarnya baik seperti yang diharapkan. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil belajar yang baik diperlukan kerja keras dan harus mampu menghindari faktor-faktor yang menghambat prestasi belajar. faktor penghambat yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja di saat kegiatan belajar sedang berlangsung. Sehubungan dengan hal tersebut, Oemar Hamalik menerangkan sebagai berikut :
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada empat macam yaitu :
1.      Faktor yang berasal dari diri sendiri.
2.      Faktor yang berasal dari lingkungan sekolah.
3.      Faktor yang berasal dari lingkungan keluarga.
4.      Faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat.19

Berdasarkan beberapa faktor di atas, maka dapat diperinci satu persatu sebagai berikut :
 

19 Oemar Hamalik, Op. Cit, h. 112.

25
1)      Faktor yang bersumber dari diri sendiri
Yang dimaksud dari faktor yang bersumber dari dalam diri siswa sendiri adalah faktor-faktor yang bersumber dari diri siswa itu sendiri. Menurut WS. Winkel, adalah: “Faktor psikologis yang meliputi : kemampuan belajar, cara belajar, motivasi belajar, perasaan, sikap serta kondisi fisik si anak”.20

2)      Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
Hambatan belajar pada siswa juga dapat timbul dari lingkungan sekolah. Menurut Oemar Hamalik, adalah “Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah adalah cara memberi pelajaran, kurangnya bahan bacaan, kurangnya alat-alat, bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan dan penyelenggaraan pendidikan yang padat”.21

3).  Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
Dalam melaksanakan belajar di sekolah masalah waktu yang tersedia cukup sedikit, sedangkan sebagian besar waktu belajar adalah di rumah. Oleh karena itu aspek-aspek dalam kehidupan keluarga turut mempengaruhi kemajuan belajar. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dikelompokkan menjadi lima macam. Menurut Oemar Hamalik, yaitu : “Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga yaitu masalah kemampuan ekonomi, masalah broken home, rindu kampung, bertamu dan menerima tamu serta kurangnya kontrol dari orang tua”.22

20 WS. Winkel, Op. Cit, h. 97.
21 Oemar Hamalik, Op.Cit, h. 116
22 Ibid



26

3)      Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat
Beberapa aspek yang ada dalam lingkungan mayarakat dapat pula mempengaruhi keberhasilan siswa dalam hal hasil belajar. Menurut  Oemar Hamalik,  adalah “Gangguan dari lawan jenis, kerja sampingan, aktif berorganisasi, tidak dapat mengatur waktu rekreasi dan waktu senggang”.23
Berdasarkan beberapa faktor di atas, menurut hemat penulis ada faktor yang dominan dari keempat faktor tersebut yaitu faktor yang berasal dari lingkungan keluarga. Sebagai contoh adalah kemampuan ekonomi orang tua yang kurang menunjang, sehingga menyebabkan anak turut bekerja sampingan dapat menghambat hasil belajar siswa, gangguan dari lawan jenis yang sering bertemu juga merupakan faktor penghambat hasil belajar.
Sementara itu WS. Winkel menggolongkan faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar menjadi empat bagian yaitu :
Faktor yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar ada empat macam yaitu :
1.      Taraf inteligensi dan kemampuan belajar.
2.      Motivasi belajar.
3.      Perasaan, sikap dan minat.
4.   Keadaan sosio ekonomis dan keadaan sosio kultural.24

Untuk lebih jelasnya keempat faktor tersebut dapat diperinci sebagai   berikut :
1)  Taraf Intelegensi dan Kemampuan Belajar
Dalam   hal  belajar   taraf  intelegensi  dan  kemampuan   intelektual
23 Ibid.
24 WS. Winkel, Op. Cit, h. 32.

27
memegang peranan yang sangat besar terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa. Hal ini nampak pada bidang-bidang yang banyak memerlukan berpikir. Akan tetapi tidak dapat dikatakan prestasi belajarnya di sekolah kurang karena kemampuan intelegensinya kurang. Karena kemampuan belajar lebih kompleks lagi, karena hal tersebut terdiri dari berbagai hal seperti : taraf intelegensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki dan taraf organisasi kognitif.

2)   Motivasi Belajar
Motivasi belajar sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar anak. Terutama motivasi  yang berasal dari dalam diri pada anak, karena motivasi  adalah pendorong   untuk aktif dalam belajar. 
3)   Perasaan, sikap dan minat
Perasaan, sikap dan minat juga dapat dikatakan sangat berperan dalam hasil  belajar. Karena siswa yang berperasaan senang akan bersifat positif sehingga akan menimbulkan minat untuk belajar. Hal ini ditegaskan WS. Winkel adalah: “Perasaan tidak senang menghambat dalam belajar karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam belajar”.25

4)   Keadaan sosio ekonomi dan sosio kultural
Keadaan sosio ekonomi dan keadaan sosio kultural dapat menimbulkan kondisi  yang mempengaruhi hasil belajar anak. Kondisi sosio
 

        25 Ibid, h. 31.


28
ekonomi yang kurang baik dapat menghambat kegiatan belajar anak, sebaliknya kondisi sosio ekonomi orang tua yang menunjang dapat mendukung belajar anak. Begitu pula keadaan sosio kultural yang kurang baik dapat menghambat kegiatan belajar anak sebaliknya keadaan sosio kultural yang baik dapat menimbulkan gairah dalam belajar.
Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dikemukakan di muka, maka dapat diketahui bahwa dalam belajar terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar anak. Jika diteliti secara lebih mendalam terdapat faktor yang timbul dari diri anak dan faktor yang timbul dari luar diri anak. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Roestiyah NK yang menyatakan :
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
1.      Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan sebagainya.
2.      Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si          anak. Seperti : kebersihan rumah, udara yang panas,  lingkungan yang kurang baik, keretakan pada keluarga dan sebagainya.26

Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat diketahui ada dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar anak yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Jika faktor ini diperhatikan secara baik dan dapat diusahakan untuk dihindari, maka anak dalam belajar akan dapat merasa tenang dan hasil belajarnya akan baik seperti yang diharapkan.

________________
26 Roestiyah NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Angkasa Offset, Jakarta, 1996, h. 151.


29

3.  Mata Pelajaran Fiqih

a.      Pengertian Fiqih Sebagai Mata Pelajaran

Setiap pelaksanaan pendidikan didasarkan pada kaidah-kaidah, tata nilai dan tujuan kebangsaan. Untuk bidang studi fiqih selain disesuaikan dengan tujuan kebangsaan juga memiliki dasar yang kuat yakni ke-Tuhanan. Untuk memberikan batasan tentang ilmu fiqih, dikemukakan pendapat Zulkarnain sebagai berikut : “Mata pelajaran fiqih adalah materi pelajaran yang membahas hal ihwal perilaku manusia dalam beribadah kepada Allah SWT”. 27

Berdasarkan pada pendapat tersebut, dapat diambil pengertian bahwa mata pelajaran fiqih merupakan serangkaian proses mendidik dan mendewasakan anak didik sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam. Proses pendewasaan tersebut menyangkut dua unsur penting, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani di dalam beribadah. Karena pendidikan fiqih dikatakan berhasil baik apabila pengetahuan yang diperoleh, dimiliki atau dikuasai, diikuti dengan perilaku ibadah yang baik. Dengan demikian ketika anak didik terjun ke masyarakat mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dan pada akhirnya dapat diterima masyarakat dengan baik.

     Kemudian menurut H. Mansyur, bahwa :

Pelajaran fiqih adalah proses membimbing dan mengarahkan dan membina perkembangan ibadah anak didik agar dapat hidup sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam. Pendidikan fiqih juga dimaksudkan untuk memberikan arah pada kehidupan anak didik agar mereka tidak terbawa arus bid’ah yang mungkin dibawa oleh perkembangan zaman dan peradaban manusia.28

 

27 Sidi Ghazalba, Fikih Islam, PT. Al-Ma’arif, Bandung, 1999, h. 23.
              28 H. Mansyur, Pendidikan Agama Islam, Depag RI, Jakarta, 1996, h. 28.


30


Berdasarkan pada pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa mata pelajaran fiqih merupakan serangkaian usaha membekali anak didik agar dalam beribadah sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. .  Materi Pembelajaran Bidang Studi Fiqih yaitu materi pembelajaran yang membahas tentang ibadah dan mu’amalah untuk siswa MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Batanghari tahun pelajaran 2011/2012.

b.      Dasar-Dasar  Fiqih
    Dasar atau fondamen dari suatu bangunan adalah bahagian dari bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya bangunan itu. Pada suatu pohon dasar itu adalah akarnya. Demikian pula fungsi dari dasar mata pelajaran fiqih, menurut Sidi Ghazalba, fungsinya ialah “Menjamin sehingga bangunan (ibadah) itu teguh berdirinya. Agar usaha-usaha yang terlingkup di dalam kegiatan pendidikan mempunyai sumber keteguhan, suatu sumber keyakinan, agar jalan menuju tujuan dapat tegas terlihat, tidak mudah disimpangkan oleh pengaruh-pengaruh luar”.29
Dalam Al-Qur’an telah dinyatakan bahwa Al-Qur’an adalah sumber kebenaran dalam Islam. Kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Sedangkan sunnah Rasulullah ialah perilaku, ajaran dan perkenan Rasulullah sebagai pelaksanaan hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Saya meninggalkan kepadamu sekalian dua   barang yang   berharga  selama saudara-saudara   berpedoman   kepadanya

29 Ibid, h. 26


31
saudara-saudara tidak akan sesat yaitu pertama kitab Allah dan kedua Sunnah Rasul-Nya”.30

Al-Qur’an mencakup segala masalah, baik yang mengenai peribadatan maupun mengenai kemasyarakatan. Kegiatan berupa pendidikan ini, banyak sekali mendapat tuntunan yang jelas dalam Al-Qur’an. Misalnya dalam                   Al-Qur’an agar manusia dapat meningkatkan kualitas ibadahnya dalam rangka menyembah Allah perlu berupaya untuk memikul ilmu. Dasarnya adalah surat Adz-Dzaariyaat : 56 :





Artinya :   “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya   mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzaariyaat : 56).31
             Dari firman Allah tersebut dapat dipahami bahwa manusia dan jin diciptakan semata-mata hanya untuk mengabdi dan menyembah Allah SWT. Sedangkan proses menyembah atau ibadah itu sendiri ada tuntunannya, yakni Al-Qur’an dan Hadits, sehingga manusia wajib menuntut ilmu ke arah penyempurnaan ibadahnya. Dalam hal ini anak didik membutuhkan perhatian baik dari orang tua maupun guru pendidik, yang akan menuntunnya menyerap ilmu pengetahuan.
           Jika seluruh pendidik, seluruh orang tua Islam telah sanggup berbuat demikian, maka barulah pendasaran langsung ini akan mudah bagi semua pendidik. Tetapi kesanggupan demikian, kiranya tidak/belum mungkin dimiliki oleh semua pendidik kita yang bercita-cita sangat luhur untuk mendidik anak-anaknya.
30 Ibid, h. 42.
31 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Darul Hikmah, Jakarta, 1992, h. 862.

32

 secara Islam.  Oleh karena itu, pemakaian teori dan filsafat ilmu fikih bagi usaha pendidikan masih lebih mudah, dengan tidak menyimpang dari maksud semula yaitu mendasarkan usaha pendidikan pada Al-Qur’an dan Hadits. Soal lebih mudah dan lebih sukar yang dibicarakan di atas, hanya menyinggung soal-soal teknis pelaksanaan pendidikan, lepas daripada soal mana yang paling banyak dimiliki para pendidik, juga lepas dari soal menghitung mana yang paling banyak nanti mendapat pahala. Terutama faktor terakhir ini tidak boleh ikut diperbincangkan menyangkut persoalan ini, karena soal pahala adalah aturan dari Yang Maha Kuasa. Kalau kita meninggalkan persoalan mana yang lebih mudah, cara mendasarkan kepada Al-Qur’an dan Hadits, pendidikan tanpa teori atau pendidikan berdasar teori dan filsafat pendidikan, dan mencari satu pegangan yang lebih abstrak dan sukar diukur. Bagi suatu usaha pendidikan fikih yang didasarkan pada teori pendidikan dan filsafat pendidikan, keyakinan tersebutpun adalah merupakan inti dari usaha itu. Keyakinan itu sudah pasti menjadi syarat mutlak harus dimiliki oleh para pendidik dan diusahakan dimiliki oleh si terdidik sejak saat pertama mereka sanggup meyakinkannya, sedangkan pelahirannya dalam usaha pendidikan dipimpin oleh suatu teori pendidikan dan filsafat pendidikan.

Dengan demikian, diharapkan dapatnya suatu usaha pendidikan dilaksanakan secara teratur dan tertuju secara sadar, dengan suatu dasar yang kokoh dan kuat. Betapa perlunya suatu usaha itu dipimpin oleh teori akan dapat dipahami dengan memperhatikan betapa erat hubungannya antara teori (ilmu) dengan amal (perbuatan). Ilmu (teori) tanpa amal, adalah ibarat pohon yang tidak berbuah, sebaliknya amal tanpa ilmu (teori) tidak mempunyai tujuan yang

 

33

tentu. Oleh karena itu, maka bagi suatu usaha pendidikan Islam, perlu adanya suatu filsafat pendidikan Islam yang didasarkan pada hukum Islam.


c.       Tujuan Fiqih Sebagai Mata Pelajaran

Ketentuan-ketentuan mengenai apa yang disebut kepribadian muslim adalah lebih abstrak dari pada kedewasaan rohaniah. Lebih sulit pulalah untuk menentukan bila masanya dan siapa yang telah mencapai keadaan itu. Sesungguhnya penentuan mengenai hal itu bukanlah wewenang manusia. Tuhanlah yang menentukan siapa diantara hamba-Nya yang betul-betul telah mencapai kesempurnaan itu. Pendidikan adalah usaha untuk mencapai tujuan itu. Pendidikan dapat diusahakan oleh manusia tetapi yang menilai tertinggi mengenai hasilnya adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Sesungguhnya tujuan mata pelajaran fiqih adalah identik dengan tujuan hidup seorang muslim.





Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzaariyaat : 56).32

                   Sedangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 132 berbunyi :





Artinya : “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. (Ibrahim berkata): “Hai anak - anakku! Sesungguhnya    Allah    telah    memilih    agama  ini   bagimu, maka

32 Ibid.


34

       janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah : 132).33

Selanjutnya dalam surat Ali-Imran ayat 102, Allah SWT  berfirman :








Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.  (QS. Ali-Imran : 102).34

Jelaslah bahwa tujuan hidup manusia menurut agama Islam ialah untuk menjadi hamba Allah. Hamba Allah mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Penyerahan diri (Islam) jalin berjalin dengan memeluk agama Islam. Jelaslah, bahwa manusia hanya diperkenankan memilih satu agama, ialah agama Islam, tujuan hidupnya penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya


B.  Kerangka Berfikir dan Paradigma
1.      Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menurut Edi Kusnadi adalah: “ Merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan dalam penelitian”.35
Adapun   kerangka  berfikir   dalam  skripsi    ini   adalah “semakin aktif
33 Ibid, h. 34.
34 Ibid, h. 92.
                 35 Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, Ramayana Pres -STAIN Metro, Jakarta, 2008, h. 57

35

siswa belajar dengan teknik yang tepat, akan semakin banyak hasil menghafal kemudian mengingat, dan akhirnya  menguasai ilmu tertentu khususnya dalam mata pelajaran fiqih. Tetapi jika frekuensi membaca rendah, maka dapat mempengaruhi menurunnya hasil belajar yang dicapai.

2.      Paradigma
Paradigma adalah: “ Suatu cara pandang yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengamati suatu gejala peristiwa berdasarkan paradigma tersebut, maka seseorang atau sekelompok orang dapat mengamati gejala yang bersangkutan”. 36
Berdasarkan teori di atas, paradigma dapat dikatakan sebagai skema yang sederhana tetapi memuat unsur-unsur penelitian yang menunjukkan hubungan atau perbandingan satu dengan yang lain. Berdasarkan pada kerangka pikir dan batasan tersebut, maka paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 
 






Gambar 1. : Paradigma Penelitian

 

                          36 Kartini Kartono, Metodologi Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, 2000, h. 53


36


Keterangan :
Adalah garis yang menunjukkan bahwa metode belajar SQ3R (X) berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa (Y).

C.  Rumusan Hipotesis 
 Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:  “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.37
Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah: “Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris”.38
            Berdasarkan pada pendapat di atas,  maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:” Ada pengaruh metode belajar SQ3R terhadap hasil belajar fiqih siswa kelas VII MTs Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012”.






_______________
               37 Shuarsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, h. 107
              38 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, h. 21




BAB III

 
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
Setiap kegiatan penelitian dimaksudkan untuk memecahkan suatu permasalahan. Oleh karena itu suatu penelitian harus memiliki kejelasan mengenai desain yang digunakan yang mencakup bentuk, sifat dan jenis penelitian. Adapun bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Study), sedangkan sifat penelitian ini adalah eksperimant, dengan jenis penelitian adalah kuantitatif.

B.     Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan sejumlah penduduk atau individu yang dimaksudkan untuk diselidiki, disebut populasi atau universum.1
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Nuban  yang berjumlah 120 orang siswa. Sedangkan dalam penentuan sampelnya berdasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa : “Apabila jumlah subjeknya kurang lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih besar dari itu”.2
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, maka penulis akan mengambil 25% dari jumlah populasi penelitian yaitu 120 orang  orang siswa Dengan demikian kegiatan penelitian ini merupakan penelitian populasi.
 

1 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, UGM, Yogyakarta, 1999, Cet. Ke VI, h. 70.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, Cet. Ke I, h. 107.

38
            Bertitik tolak dari pendapat tersebut, maka penulis akan mengambil sampel sebesar 25% dari 120 orang siswa. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 : 100 x 120 siswa = 30 siswa.
Dalam kegiatan penelitian ini untuk menentukan pengambilan sampel, digunakan teknik strativide random sampling dengan cara undian. Penggunaan teknik strativide random sampling tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa seluruh populasi adalah siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien dan sudah bersifat homogen.
            Adapun pengambilan sampel tersebut dapat ditempuh dengan langkah-langkah undian sebagai berikut:
1.      Mencatat semua nama siswa kelas VIII
2.      Menuliskan nomor dan nama populasi pada selembar kertas yang kemudian dipotong kecil-kecil.
3.      Kertas yang berisi nama dan nomor urut tersebut kemudian dipotong kecil-kecil dan digulung, kemudian dimasukkan ke dalam kaleng dan dikocok
4.      Mengeluarkan 30 gulung kertas dari undian sebagai sampel.
Adapun jumlah sampel hasil undian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Jumlah Sampel Penelitian Siswa Kelas VIII Hasil Undian
No
Kelas
Siswa
Besaran Pengambilan
Sampel
Jumlah Sampel
L
P
Jumlah
1
2
3
VIII.A
VIII.B
VIII.C
16
18
14
24
23
25
40
41
39
25%
10
10
10
Jumlah
63
87
120
-
30




39
C.    Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan unsur penting dalam suatu penelitian, karena melalui definisi operasional tersebut, seorang peneliti dapat merumuskan instrument penelitian (alat ukur) yang diperlukan. Menurut Sanafiah Faisal bahwa: “Definisi operasional variabel adalah suatu rumusan tentang variabel yang lebih pasti, tidak membingungkan, suatu rumusan yang dapat diukur dan diobservasi”.3
Berdasarkan pada kutipan pendapat tersebut, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan definisi operasional variabel merupakan penjabaran yang tegas tentang suatu variabel dengan indikator-indikator yang terdapat di dalamnya dan sebagai petunjuk dalam proses pengukuran data  penelitian.
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Metode belajar SQ3R, yang dimaksud adalah langkah-langkah belajar yang dilakukan oleh siswa, yang meliputi aspek-aspek: 
a.       S (Survey)
b.      Q (Question)
d.      R (Read)
e.       R (Rechite)
f.       R (Review)
2.      Hasil Belajar, yang dimaksud adalah nilai-nilai yang diperoleh siswa untuk bidang studi fiqih, yaitu nilai hasil tes yang dinilai dengan; tinggi (75 ke atas), sedang (55-74), dan rendah (31-54).

3 Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1992,           Cet. Ke II, h. 82.


40
D.    Metode Pengumpulan Data
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Untuk mengumpulkan datanya digunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut :
1.      Angket
Angket atau quesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden                       untuk memperoleh jawaban. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh                  Sutrisno Hadi bahwa: “Angket merupakan teknik pengumpulandata berupa  daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk memperoleh jawaban”.4
Berdasarkan pada kutipan tersebut, maka dalam penelitian ini angket  akan dijadikan sebagai metode pokok selain dokumentasi. Angket yang digunakan bersifat angket tertutup, di mana peneliti telah menyediakan  alternatif-alternatif jawabannya dan responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang penerapan metode belajar SQ3R.
2.      Metode Tes
Metode atau cara pengumpulan data merupakan bagian penting dalam setiap jenis penelitian. Metode yang tepat akan menghasilan data yang tepat dan akurat. Suatu penelitian sering tidak mendapatkan sumber data sebagaimana yang diharapkan, sehingga   tidak ada alternatif lain bagi peneliti kecuali dengan

4 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, UGM, Jogjakarta, 2001, h. 63


41
mengumpulkannya sendiri. “Ada beberapa keuntungan dari pengumpulan data baru karena peneliti menyadari bahwa permasalahannya dapat berpartisipasi dalama mengnidentifikasi, mendefinisikan variabel-variabel dalam menentukan cara pengnukurandatra.5
Sedangkan tes adalah: “Alat pengukur data yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan, baik lisan maupun tertulis”.6
Berdasarkan pada kutipan di atas maka dapat dipahami bahwa metode angket adalah alat pengumpulan data yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang disertai dengan alternatif jawaban tersebut. Responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihannya.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode tes untuk mengumpulkan data tentang  hasil belajar siswa pada bidang studi fiqih
3.      Metode Observasi
Metode observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan di lokasi penelitian secara langsung. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan seseorang dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap objek penelitian.7
Berdasarkan pada pendapat tersebut maka dapatlah diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap lokasi yang dijadikan objek penelitian.
 

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, Cet. Ke I, h. 158.
6 Ibid, h. 159.
7 Winarno Surachmad, Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1990, Cet. Ke-3, h. 35.


42
Di samping itu kegiatan observasi ini disertai pencatatan terhadap berbagai gejala dan data yang diperlukan sebagai bahan laporan penelitian.
Observasi dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa untuk mengumpulkan data tentang yang berkaitan dengan penerapan metode belajar SQ3R belajar, perkembangan jumlah siswa dan data lain yang dipandang relevan dengan penelitian ini.

4.      Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data di mana seorang peneliti memanfaatkan arsip-arsip yang berfungsi sebagai sumber data di lokasi penelitian.   Metode   dokumentasi   adalah  merupakan alat  pengumpulan  data
berupa arsip-arsip (dokumen), buku dan catatan-catatan lainnya tentang suatu peristiwa tertentu.8
Berdasarkan pada kutipan di atas, maka dapat  diambil pengertian bahwa
yang dimaksud dengan metode dokumentasi merupakan instrumen penelitian yang berupa arsip-arsip, buku, majalah, atau sejenisnya yang    dapat disajikan sebagai sumber data penelitian. Adapun metode dokumentasi dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang berkaitan dengan :
1)      Sejarah berdirinya Sekolah
2)      Keadaan perkembangan sarana prasarana/fasilitas sekolah. 
3)      Data tentang nilai hasil belajar siswa bidang studi fiqih.

E.     Instrumen Penelitian
Pada kegiatan penelitian ini yang dijadikan instrumen pokok adalah  angket dan tes. Tes tersebut disusun dengan  membuat  daftar  pertanyaan yang  dijabarkan
                    8 Ibid, h. 65

43
berdasarkan pada variabel penelitian. Instrumen yang berupa angket dalam penelitian ini akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang bimbinmgan belajar guru.
Dalam penelitian ini digunakan tes, yaitu soal tes yang ditujukan kepada siswa kelas VIII yang menjadi sampel penelitian. Soal tes yang digunakan bersifat pilihan ganda   di mana pada tiap pertanyaan telah disediakan alternatif jawabannya. Kemudian untuk memperoleh data melalui interviu dibuat pedoman interviu, yang di dalamnya memuat pertanyaan yang akan diajukan.
1.      Validitas Alat Ukur
Validitas adalah suatu instrumen alat ukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal ini Soekardi mengemukakan: “Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur”.9

Validitas alat ukur dibagi menjadi tiga jenis validitas, sebagaimana dikemukakan oleh Nurkencana yaitu :
a.      Validitas ramalan (predictive validity) yaitu ketepatan daripada alat ukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang dicapai.
b.      Validitas banding (concurrent validity) yaitu kejituan daripada suatu alat ukur ditinjau dari korelasi terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat ini secara riil.
c.        Validitas isi (content validity) yaitu kejituan dari tes ditinjau dari susunan tes tersebut.10

Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas instrument akan digunakan   konsep   validitas   isi  (content validity).
 

                 9  Soekardi, Evaluasi Pendidikan, UNS, 2007, h. 112
                        10 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, UNS, 2003, h. 39


44
              Validitas isi adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa alat ukur dapat dikatakan valid, apabila telah mampu mengukur variabel dengan mencakup seluruh indikator (isi) yang ada dalam variabel. Agar seluruh rumusan item soal bersifat valid dan ssuai dengan indikator variabel (isi) maka akan dibuat kisi-kisi penyesuaian.
2.       Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen (alat ukur) dapat dikatakan reliabel apabila dalam pengukuran menunjukkan keajegan (konstan), meskipun dilakukan pengukuran beberapa kali hasilnya tetap sama. Dalam hal ini Soekardi  menyatakan: “Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur”.11
Sedangkan Kartono menyatakan: “Alat ukur disebut reliabilitas (bisa dipercaya) dan stabil apabila alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang konstan dari subyek yang konstan pula”.12
       Reliabilitas alat ukur yaitu ketepatan dan ketetapan suatu alat ukur dalam mengukur suatu gejala atau peristiwa. Dalam penelitian ini, untuk mengukur reliabilitas alat ukur akan dipergunakan teknik belah dua (split half), yakni teknik di mana untuk mengetahui reliabilias angket harus dilakukan uji coba  terhadap soal tes kepada responden yang bukan sampel penelitian.
Selanjutnya hasil yang diperoleh dari hasil uji coba alat ukur dianalisis dengan menggunakan rumus Product Moment angka halus sebagai berikut :

 

11 Ibid, h. 112
12 Kartini Kartono, Metode Penelitian, Rajawali, Jakarta, h. 65


45
rxy =
Keterangan :
rxy adalah koefisien korelasi antara skor item genap dan item ganjil.
xy adalah jumlah perkalian dari devisiasi item ganjil dan item genap.
x2 adalah jumlah kuadrat dari devisiasi item ganjil.
y2 adalah jumlah kuadrat dari devisiasi item genap.13
Kemudian untuk mengetahui koefisien dari keseluruhan item soal tes, diadakan penghitungan kembali dengan rumus korelasi reliabilitas dari Spearman Brown sebagai berikut :
rxx =
Keterangan :
rxx adalah koefisien reliabilitas seluruh item tes.
rgg            adalah koefisien korelasi item ganjil dan item genap.14
Apabila hasil uji coba belum menunjukkan hasil yang reliabel, maka dilakukan revisi pada rumusan pertanyaan/ soal, dan diujicobakan kembali hingga dicapai hasil yang menunjukkan sifat reliabel pada alat ukur (tes)..

F.     Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini untuk memecahkan permasalahan penelitian dan menjawab hipotesis, maka untuk menganalisis data dalam penelitian ini, maka digunakan rumus  t  tes sebagai berikut :

____________________
                 13 Sutrisno Hadi, Statistik 2, UGM, Jogjakarta, 2001, h. 149
           14 Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, UGM., Jogjakarta, 2001, h. 149

46

                        Me – Mk
t tes           =              b2
                       N ( N – 2)

Dimana:
t tes                   =  adalah nilai t tes yang dicari
Me                   =  adalah mean eksperimen
Mk                   =  adalah keams kriterium
b2                    =  adalah perbedaan/selisih
N                     =  adalah jumlah sampel penelitian.15












__________________

                     15 Ibid, h. 149



BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.    Deskripsi Data.
1.      Profil daerah penelitian.
a.      Sejarah Berdirinya MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban.
MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban merupakan sekolah Madrasah Ibtidaiyah yang terletak di jalan raya Sukaraja Desa Sukaraja Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur. Sekolah ini diresmikan sudah lama berdiri tepatnya tanggal 12 Januari 1977.
Berdirinya yayasan pondok pesantren MTs. Sabiilul Muttaqien di awali oleh keinginan tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berada diperkampungan setempat, mereka menginginkan adanya suatu pendidikan yang bernafaskan agama (formal dan non formal). Madrasah Tsanawiyah yang dikepalai oleh Sukamdi,S.Ag ini memiliki visi menjadikan MTs. Sabilul Muttaqien yang unggul dalam kecerdasan, spiritual, intelektual dan emosional. dan misi membiasakan warga sekolah untuk melakukan ibadah tepat waktu dan dalam sauna yang menyenangkan, melatih siswa secara teratur dan berkesinambungan untuk mendalami materi mata pelajaran agama dan umum.1
 

1 MTs Sabilul Mutaqien, Dokumentasi Tahun 2012
47

48
MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batang Hari Nuban dibangun diatas tanah seluas 5065 M2, sekolah ini terletak dijalan Sukaraja Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur. Berdiri diatas tanah wakaf dibawah naungan pondok pesantren Sabiilul Muttaqien. Adapun yang berperan aktif membantu perkembangan pondok pesantren  antara lain :
1.      KH. Suryadi ahmad, BA (ketua)
2.      H. Sobari (wakil ketua)
3.      Budi (ustadz)
4.      M. Ali (ustadz)
5.      M. Suhardi (Ustadz)
Adapun beberapa pertimbangan pendirian MTs Sabilul Muttaqien antara lain adalah:
1.      Tamatan Sekolah Dasar/MI di Desa Sukaraja Nubnan tahun ke tahun terus bertambah, dan sanga membutuhkan tyersedianya lembaga pendidikan SLTP atau sederajat.
2.      Tingkat kompetensi mutu lulusan tes masuk SLTP yang semakin ditingkatkan menyebabkan banyak siswa tamatan SD/MI  tidak diterima di SLT  negeri.
3.      Untuk membantu pemerintah dalam hal pemerataan lembaga pendidikan.
b.      Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Sabiilul Muttaqien
            Ketersediaan sarana dan prasarana mempengaruhi kualitas atau mutu pendidikan. Berdasarkan buku investaris MTs. Sabiilil Muttaqien Sukaraja memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut :
 

2 MTs Sabilul Mutaqien, Dokumentasi Tahun 2012


49
Tabel 2
Sarana dan Prasarana
Fasilitas
Jumlah
Keadaan
Ruang Kelas
Perpustakaan
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruang TU
Tempat Ibadah / Masjid
Ruang Pertemuan
Kamar Mandi
Ruang UKS, Pramuka, Osis
Laboratorium Komputer
Parkir
Lapangan
3 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
2 ruang
1 ruang
1 ruang
2 ruang
Satu
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Selain itu terdapat prasarana pendukung untuk administrasi kantor seperti perangkat komputer, mesin ketik, mesin stensil, filing kabinet, papan informasi, almari arsip, dan lain-lain.  
c.       Keadaan Guru dan Karyawan MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban.
Data kepegawaian yang disajikan dalam tabel dibawah ini adalah merupakan data kepegawaian per 10 Januari 2012 yang diarsipkan oleh bagian tata usaha.
 

3 MTs Sabilul Mutaqien, Dokumentasi Tahun 2012


50

Tabel 3
Jumlah Guru MTs Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Lampung Timur.
NO
Nama
L/P
Tanggal, Bulan Tahun Lahir
Status
Pegawai
Pendidikan
1

2

3

4

5

6

7

8

9


10

11

12

13

14

15

16
17

18

19

20
Sukamdi, S. Ag

Sayadi, S. Ag

Dawami, A. Ma

Aguswan KH,U.MA

Hj. Jamilatun

Riyanto, S. Ag

Nasyiatun B, S.Ag

Tri Darmastuti, S.Pd

Sadullah Muzamil, S.Pd

Zainal Abidin, S. Ag

Misbah, A. Ma

Tanwir A, S.Pd

Zainudin S.Ag

Titik Nurhayati, S. Pd.I
Nurida, S.Pd

Narmiyati, S.Pd
Maria ulfa, S.Pd

M fakud Dai

Dewi Aminah

Rika Hesti TP


L

L

L

L

P

L

P

P

L


L

L

L

12-03-1952

18-09-1971

22-11-1953

01-08-1973

03-05-1948

01-08-1971

04-01-1977

26-08-1975

30-10-1983


04-05-1975

05-08-1975

07-09-1980

27-07-1968

13-08-1977

11-03-1983

20-03-1973
22-09-1985

25-11-1986

13-04-1980

25-03-1989

Kep. Sek

GTT

GTT

GTT

GTT

GTT

GTT

GTT

GTT


GTT

GTT

GTT

GTT

Gr. MDY

GTT

GTT
GTT

GTT

GTT

GTT

S1

S1

D2

S2

PGA

S1

S1

S1

S2


S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1
S1

M A

SMA

S1


4 Hasil Pencatatan Observasi MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban Th 2012
51

d.      Keadaan Siswa MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
Jumlah siswa MTs. Sabiilul Muttaqien secara keseluruhan dari kelas VII sampai dengan IX berjumlah 107 orang terdiri dari 58 laki-laki dan 49 perempuan. Dilihat dari jumlah siswanya MTs Sabilul Muttaqien tergolong sedang. Mengenai kualitas belajar mengajarnya dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar di MTs Sabilul Muttaqies tergolong baik. Tidak saja dilihat dari jumlah guru, sarana prasarana maupun dilihat dari identitas lembaga pendidikannya, tetapi juga dari mutu lulusannya. Namun demikian, umumnya masyarakat sekitarnya menyekolahkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan umum, dan hanya sebagian kecil saja yang  menyekolahkan anaknya ke MTs Sabilul Muttaqien. Oleh karena itu perkembangan jumlah siswa dapat dikatakan lambat.  Secara lengkapnya dapat terinci dalam tabel berikut :
Tabel 4
Data siswa MTs. Sabiilul Muttaqien Tahun Pelajaran 2011/2012
NO
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Siswa
L
P
1
VII
21
18
39
2
VIII
13
17
30
3
IX
24
14
38
Jumlah
58
49
107
5 Hasil Pencatatan Observasi MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban Th 2012

52

e.       Struktur Organisasi  MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban
Gambar 2
 









 


















6 Hasil Pencatatan Observasi MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban Th 2012

53
f.       Denah Lokasi MTs. Sabiilul Muttaqien Sukaraja Batanghari Nuban
Gambar 3
DENAH LOKASI MTs. SABIILUL MUTTAQIEN

JALAN RAYA SUKARAJA NUBAN
 
                                   
8
 
 




9
 
                                       
                                         3

15
 
 




17
 
                                       S
13
 
 

14
 
                                        T                            B


18
 
                                       U


16
 
 




__________________
                          7 Hasil observasi di MTs. Sabiilul Muttaqien tanggal 15 Januarei 2012

54

KETERANGAN DENAH LOKASI
1.      Papan Nama MTs
2.      Pintu Gerbang
3.      Tiang Bendera Kantor
4.      Ruang Guru
5.      Ruang TU
6.      Ruang Koperasi sekolah
7.      Ruang kepala sekolah
8.      Ruang Lab Komputer
9.      Ruang Kelas VII
10.  Ruang Kelas VIII
11.  Perpustakaan
12.  Ruang Kelas IX
13.  Ruang UKS, OSIS dan Pramuka
14.  Ruang Praktikum
  1. Parkir
  2. Lapangan Upacara
  3. Masjid Al- Munajah
  4. Aula Pertemuan
___________________
                          8 Hasil observasi di MTs. Sabiilul Muttaqien tanggal 15 Januarei 2012

55
B.  Deskripsi Data
1.   Data Tentang Hasil Belajar Fiqih Siswa yang tidak Diajar  Menggunakan Metode SQ3R
Tabel 5
Data Tentang Hasil Belajar Fiqih Siswa yang tidak Diajar
Menggunakan Metode SQ3R
No
Nama Siswa
NilaiHasil Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Samsul Hadi
Istamar K
Helmy Firdaus
Siti Zulaikha
A. Husni
Dwi Rahayu
S. Wibowo
Herman  S
Andaika Jaya
Andi Haryanto
Murdiana
Tri Septiana
Deni Irwan
Parida KD
Isnaini HR
Andika KS
Imam Nawawi
Ichwan
Taklis
Ali Maskur
Ahmad Sodik
Fadlullah
Anisa
Zara
Sahroni
Septa Yustian
Deni Apriansyah
Murtini
Anggi Pratama
Syaiful Rohim
70
75
50
60
65
65
70
60
60
60
75
70
65
65
75
70
75
60
60
50
60
                  50
70
60
80
70
60
60
70
60
Total
1940
9 MTs Sabilul Mutaqien, Dokumentasi Tahun 2012            

56
 Means Kriterium =          1940               =   64,7
                                             30
2.      Data Tentang Hasil Belajar Fiqih Siswa yang Diajar  Menggunakan Metode SQ3R

            Berdasarkan hasil mengungkap dokumentasi berupa daftar nilai siswa, maka
Diperoleh data tentang hasil belajar fiqih siswa kelas VIII sebagai berikut:
Tabel 6
Data Tentang Hasil Belajar Fiqih Siswa Yang Diajar
Menggunakan Metode SQ3R
No
Nama Siswa
Nilai Hasil Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Samsul Hadi
Istamar K
Helmy Firdaus
Siti Zulaikha
A. Husni
Dwi Rahayu
S. Wibowo
Herman  S
Andaika Jaya
Andi Haryanto
Murdiana
Tri Septiana
Deni Irwan
Parida KD
Isnaini HR
Andika KS
Imam Nawawi
Ichwan
Taklis
Ali Maskur
Ahmad Sodik
Fadlullah
Anisa
Zara
Sahroni
Septa Yustian
Deni Apriansyah
Murtini
Anggi Pratama
Syaiful Rohim
80
80
60
60
80
70
80
50
60
70
80
80
80
70
90
70
80
70
80
50
70
                  60
70
70
80
80
60
70
80
60
Jumlah
2140

           
57
Untuk kelompok siswa yang diajar  menggunakan metode SQ3R selanjutnya diberi simbol data eksperimen.                       
Means Kelompok eksperimen =      2140        =   71,3
                                                            30

C.  Analisis Data

            Berdasarkan hasil pengumpulan data baik data penerapan metode SQ3R maupun data hasil belajar siswa, maka selanjutnya untuk menjawab hipotesis penelitian, data dianalisis dengan rumus t tes, dengan membuat terlebih dahulu tabel kerja sebagai berikut:
Tabel 7
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajar dengan Menggunakan
Metode SQ3R dan yang tidak menggunakan Metode SQ3R

No
Nilai Hasil Belajar
  Selisih/
Perbedaan
     (b)
Hasil Belajar Siswa yang tidak Diajar dengan Metode SQ3R.
Hasil Belajar Siswa yang diajar dengan Menggunakan Metode SQ3R
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
70
75
50
60
65
65
70
60
60
60
75
70
65
65
80
80
60
60
80
70
80
50
60
70
80
80
80
70
10
5
10
0
15
5
10
-10
0
10
5
10
15
5



58

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
75
70
75
60
60
50
60
                    50
70
60
80
70
60
60
70
60
90
70
80
70
80
50
70
                    60
70
70
80
80
60
70
80
60
15
0
5
10
20
0
10
10
0
10
0
10
0
10
10
0
Total/
Rata-rata
1940

64,7
2140

71,3

210
Total b2
 2400

Dari tabel di atas, diperoleh:
Means kriterium    = 64,7
Means eksperimen = 71,3
                         b2 =  2400
Kemudian data di atas dianalisis dengan menggunakan rumus t tes sebagai berikut:
                        Me – Mk
t           =              b2
                       N ( N – 2)

                        71,3 – 64,7
            =              2400
                       30 ( 30 – 2)


59
                              6,6
            =              2400
                              840
                              6,6
            =          2,857142857 
                            
                           6,6
             =
                    1,690308509

             =    3,904612658
             =    3,91.
            Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh t tes sebesar 3,91. Sedangkan nilai t tabel N=30 taraf signifikansi 5% = 2,76 dan taraf signifikansi 1% = 3,25. Jadi  t tes hitung  > t tabel. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan metode  belajar SQ3R terhadap hasil belajar fiqih siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012”.

D.  Pembahasan
Setelah diperoleh y, harga xy, kemudian peneliti menginterpretasikan dengan nilai  tabel t. Selanjutnya untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah diajukan di atas dengan jalan membandingkan besarnya “t” observasi (to) dengan besarnya r yang tercantum   dalam   tabel  “t”  dengan  terlebih  dahulu mencari derajat kebebasan (db) atau degress of  Fredomnya (Df) yang rumusnya : Df = n – nr  diketahui n = 30 dan variabel yang diteliti korelasinya adalah variabel X dan variabel Y.   Jadi nr = 2 dg,  dimana df-nya yaitu f= 30 – 2 = 28.  Untuk selanjutnya

60
berkonsultasi   pada  tabel   t   terdapat db/df   sebesar 28, maka   dicari  yang paling

mendekati yaitu 30 dg db/df sebesar 30 diperoleh nilai “t” pada taraf signifikansi 5% = 2,76 dan taraf signifikansi 1% = 4,81. Langkah selanjutnya membandingkan besarnya  to dg   “t” telah diketahui to yang telah diperoleh sebesar 3,91.
            Sedangkan “t” masing-masing sebesar 2,76 dan 4,81. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa besaran to lebih besar dari  t yaitu pada taraf signifikansi 5%, yakni sebesar 3,81 > 2,76. Maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nihilya (Ho) ditolak, dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan metode SQ3R terhadap hasil belajar Fiqih siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien tahun pelajaran 2011/2012.

E.  Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.         Tempat penelitian hanya di MTs Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur.
2.         Penelitian ini dilakukan pada siswa keas VIII  MTs Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur.
3.         Keterbatasan penelitian dan pengumpulan data serta pengujian hipotesis.







BAB V

 
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Penerapan metode SQ3R di MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam kategori cukup.
2.      Hasil belajar fiqih siswa kelas VIII di MTs Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam kategori sedang.
3.      Ada pengaruh yang signifikan  penerapan metode SQ3R dengan hasil belajar fiqih siswa kelas VIII  MTs Sabilul Muttaqien Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan melalui hasil analisis data sebesar 3,91 lebih besar dari nilai r tabel baik pada taraf signifikansi 5% (2,76) maupun 1% (3,25).

B.     Saran
Memperhatikan hasil penelitian yang telah disimpulkan tersebut, maka seiring dengan selesainya penelitian ini penulis ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1.      Kepada guru:
Hendaknya guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dalam hal penerapan metode belajar sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
61

62

2.      Kepada siswa
Agar hasil belajar siswa terus meningkat sebaiknya siswa terus berupaya untuk memperhatikan penerapan metodee yang efektif untuk mendukung kegiatan belajarnya termasuk metode SQ3R. 


PENGARUH METODE BELAJAR  SQ3R TERHADAP HASIL BELAJAR  FIQIH    SISWA   KELAS    VIII   MTs  SABILUL  MUTTAQIEN
SUKARAJA   NUBAN    KECAMATAN    BATANGHARI
NUBAN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN
2010/2011




SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)


OLEH

HABIBUL HUSNI
NPM.0731251









SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
1433 H / 2012 M




DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­
­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­
NOTA DINAS
Metro,     Januari 2012
Lampiran:
Perihal    :  Mohon diseminarkan
                  Skripsi Saudara
                  Habibul Husni
                                                                        Kepada Yth,
               Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama  Islam  Negeri (STAIN) Jurai  Siwo Metro.
Assalamu’alaikum Wr Wb

Setelah kami membaca dan mengadakan perbaikan serta memberikan bimbingan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama         : Habibul Husni
NPM         : 0731251
Judul         :  PENGARUH METODE BELAJAR  SQ3R DENGAN HASIL BELAJAR  FIQIH SISWA  KELAS  VIII MTs SABILUL MUTTAQIEN SUKARAJA NUBAN KECAMATAN BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR T. P 2011/2012
      Sudah kami setujui  dan dapat diajukan ke Jurusan Tarbiyah untuk dimunaqosahkan.
Demikian harapan kami dan atas diterimanya ajuan ini diucapkan terima kasih.

Wassalam Wr Wb




      Pembimbing  I                                           Pembimbing  II





      Dra. Haiatin Chasanatin, MA                            Sri Andri Asatuti, M.Ag
      NIP. 19561227 198903 2 001                         NIP. 19750301 200501 2 003






DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...  i
ABSTRAK …………………………………………………………………….  ii
NOTA DINAS ………………………………………………………………… iii
PENGESAHAN…………………………………………………………………iv
PERSETUJUAN……………………………………………………………….  v
MOTTO…………………………………………………………………………vi
PERSEMBAHAN………………………………………………………………vii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..  ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..  xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..  xii
BAB I    PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang Masalah  …………………………………….   1
    2. Identifikasi Masalah  …………………………………………  5
    3. Pembatasan Masalah …………………………………………   5
    4. Perumusan Masalah ………………………………………….   5
    5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………….   6
BAB   II    LANDASAN TEORITIK …………………………………………  7
                 A.   Deskripsi Teori  ………………………………………………   7
1. Metode SQ3R  ……………………………………………… 7
  a.  Pengertian Metode SQ3R  ………………………………  7
                             b.  Langkah-Langkah Metode SQ3R ………………………  8
                             c.  Kelebihan dan Kelemahan Metode SQ3R  ……………. 14

2.  Hasil Belajar  ……………………………………………..  15
  a.   Pengertian Hasil Belajar  ……………………………… 15
b.  Kriteria Hasil Belajar   ………………………………… 17
c.  Aaspek-Asapek  Hasil Belajar  ………………………..  19       
d.  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar  ……  24
3.     

 
Pendidikan Fiqih  …………………………………………….. 29
a.  Pengertian  Fiqih Sebagai Mata Pelajaran   ……………….. 29
b.  Dasar-Dasar Fiqih Sebagai Mata Pelajaran  ………………  30
c.  Tujuan Akhir Ilmu  Fiqih Sebagai Mata Pelajaran  ……….. 33
B.     Kerangka Pikir dan Paradigma  ………………………………. 34
C.     Hipotesis   ………………………………………………………36
BAB III    METODOLOGI PENELITIAN  ………………………………….. 37
A.  Desain Penelitian  ……………………………………………..  37
B.  Populasi dan Sampel ………………………………………….  37
C.  Definisi Operasional Variabel  ………………………………..  39
D.  Metode Pengumpulan Data   ………………………………….. 40
E.   Instrumen Penelitian  …………………………………………  42
      1.  Validitas ……………………………………………………  43
       2.  Reliabilitas   ……………………………………………….. 44
D.    Teknik Analisis Data  …………………………………………. 45
BAB  IV  LAPORAN HASIL PENELITIAN ………………………………..  47
A.  Gambaran Umum Daerah Penelitian  …………………………… 47
B.  Deskripsi Data…………………………………………………..   55

1.  Data Hasil Belajar  Siswa yang tidak diajar dengan metode
     SQ3R  ………………………………………………………..  55
2.  Data Hasil Belajar  Siswa yang  diajar dengan Metode
     SQ3R ………………………………………………………..  56
C.  Analisis Data  …………………………………………………..   57
D.  Pembahasan   ……………………………………………………  59
E.  Keterbatasan Penelitian   ……………………………………….   60
BAB  V   SIMPULAN DAN SARAN………………………………………..  61
  1. Simpulan……………………………………………………………… 61
  2. Saran…………………………………………………………………..  61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP




























DAFTAR PUSTAKA


AF. Tangyong, Pendekatan Keterampilan Proses, Rajawali, Jakarta, 1997

Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, Ramayana Pres -STAIN Metro, Jakarta

Fudyantara, Evaluasi Hasil Belajar, Gunung Agung, Jakarta, 1998

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Darul Hikmah, Jakarta, 1992

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2004

H. Mansyur, Pendidikan Agama Islam, Depag RI, Jakarta, 1996

Hergerhahn dan Olson, dalam Depdiknas, Strategi Pembelajaran dan Hasil Belajar, Depdiknas, Jakarta, 2004

Kartini Kartono, Metodologi Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, 2000

Mollar Ahmad, Interaksi Belajar Mengajar, Insani Press, Jakarta, 1990

Ngalim Purwanto, Evaluasi Pendidikan, Rajawali, Jakarta, 1993

Nasrun Harahap, Evaluasi Hasil Belajar, Bulan Bintang, Jakarta, 1996

Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar, Bina Aksara, Jakartah

Rochman Natawidjaya, Proses Belajar Mengajar, Rajawali, Jakarta, 2002

Roestiyah NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Angkasa Offset, Jakarta

Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1992

Sidi Ghazalba, Fikih Islam, PT. Al-Ma’arif, Bandung, 1999

Subino, Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1994

Sugiyono, Metode Penelitian, Rajawali, Jakarta, 2005

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2002









Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008

Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, UGM, Jogyakarta, 2001

Tohirin, Psikologi Pem,belajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2005

WS. Winkel , Prinsip-Prinsip dan Teknik Belajar, Gramedia, Jakarta, 1994

Winarno Surachmad, Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1990





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


  Nama Sekolah         :    MTs Sabilul Muttaqien
Mata Pelajaran      :    Fiqih
Kelas/semester      :    VIII (Delapan)
Siklus/Pertemuan  :    1-1
Alokasi waktu        :   2 x 35 menit        


Standar  Kompetensi : 
Memahami tata cara shalat fardlu,  menguasai bacaan-bacaan ddalam shalat, dan melaksanakan shalat fardlu.
I.   Kompetensi Dasar        :   Melaksanakan shalat fardlu dengan baik dan benar.
II.  Indikator                        :   Menguasai rukun shalat, bersuci (toharoh), dan memahami hal-hal yang membatalkan shalat.
III.    Tujuan Pembelajaran :  Membentuk siswa yang taat dalam menjalankan shalat wajib (fardlu).

IV.    Materi Ajar                :   Rukun shalat, bersuci  dan hal-hal yang membatalkan shalat.

V.   Metode Pembelajaran   :  Ceramah, SQ3R.

VI.    Langkah-langkah Pembelajaran :
Kegiatan awal
Mengajak siswa untuk menghayati saat-saat melaksanakan shalat fardlu.
Kegiatan Inti
     1. Menjelaskan tentang rukun shalat, bersuci dan hal-hal yang membatalkan shalat.
     2.  Mengadakan tanya jawab
     3.  Menjelaskan tata cara melaksanakan shalat dan sikap dalam ashalat.
     4.  Menugaskan siswa untuk menyebutkan rukun shalat
     5.  Menugaskan siswa untuk mempraktekkan bersuci.
     6.  Menugaskan siswa untuk menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat.
     7.  Menugaskan siswa untuk menyebutkan shalat fardlu, dan jumlah raka’atnya.
     8.  Menugaskan siswa untuk menjelaskan jenis air yang sah dan tidak sah untuk bersuci.
     9.  Menugaskan siswa untuk menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat.
Kegiatan Akhir
Memandu siswa untuk merumuskan kesimpulan mengenai tatacaraa pelaksanaan shalat fardlu.
VII.  Alat/Bahan dan Sumber Belajar
1.    Buku tuntunan shalat.
2.    Tempat bersuci/air
3.    Alat-alat shalat /pakaian shalat
4.    Musholla






VIII. Penilaian
Teknik penilaian             : Pilihan ganda, isian, uraian dan laporan siswa. Soal Instrumen                : Terlampir



……………………,……….…………………20.....
                                                                            
                                                             Guru Praktikan




                                                                         HABIBUL HUSNI
                                                                           NPM. 0731251


Mengetahui
Kepala MTs Sabilul Muttaqien




Sukamdi, S.Ag































Soal:

1.      Sebutkan rukun shalat !
2.      Jelaskan jumlah raka’at dalam shalat fardlu !
3.      Sebutkan  jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk bersuci !
4.      Sebutkan jenis air yang tidak sah untuk bersuci !
5.      Sebutkan hal-hal yang membatalkan shalat:

Jawaban:
1.      …………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2.      …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3.      …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
4.      ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
5.      ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….










G.    Langkah-Langkah Pembelajaran





Kegiatan Guru


Kegiatan Siswa

Waktu
Kegiatan awal
1.   Apersepsi

2.   Guru mengorganisasikan siswa dalam kelommpok belajar setiap kelompok belajar terdiri dari 5-6 orang siswa.
3.   Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam belajar.
a.       Memperhatikan penjelasan guru

b.      Siswa membagi kelompok sesuai petunjuk guru.
c.       Siswa memperhatikan dan mendengarkan.
5 menit


5 menit



5 menit
Kegiatan inti
1.      Menjelaskan materi pelajaran dan siswa diminta mengenali dan memahami isi materi pelajaran yang disajikan.
2.      Mencoba memerintahkan siswa untuk mengajukan contoh pertanyaan.
3.      Siswa diarahkan untuk merumuskan pertanyaan yang akan diajukan sehubungan dengan materi yang sedang diajarkan.
4.      Memperhatikan siswa yang sedang mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan.
5.      Guru memanggil siswa untuk memperagakan cara memberikan jawaban atas suatu pertanyaan.
a.       Mendengarkan penjelasan guru

b.   Melihat dan memperhatikan demontrasi cara menjawab pertanyaan yang dilakukan oleh guru.


c.   Menjawab pertanyaan dalam bimbingan guru dan menjawab lembar pengamatan secara kelompok.

d.   Siswa memprsentasikan jawaban masing-masing.

10  menit


10  menit



20  menit






10  menit
Penutup
·         Guru membuat kesimpulan bersama – sama dengan siswa.
-  Siswa memperhatikan dan
Membuat kesimpulan
bersama guru.

5  menit







PENGARUH  METODE BELAJAR  SQ3R DENGAN HASIL BELAJAR  FIQIH SISWA  KELAS  VIII MTs SABILUL MUTTAQIEN
SUKARAJA NUBAN KECAMATAN BATANGHARI
NUBAN LAMPUNG  TIMUR TAHUN
PELAJARAN  2010/2011





SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas  Dan Memenuhi Sebagian  Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)






OLEH

HABIBUL HUSNI
NPM   :  0731251





Pembimbing  I   : Dra. Haiatin Chasanatin, MA
Pembimbing  II  : Sri Andri Astuti, M.Pd









SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
1433 H / 2012 M








KATA PENGANTAR

puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, atas taufik dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan pada Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro.guna memperoleh gelar S.Pd.I
Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada  Prof. Dr. Edi Kusnadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Jurai Siwo Metro.  Drs. M. Hariplish, MA selaku Ketua Jurusan Tarbiyah, Dra. Sri Andri Astuti, M.Ag, selaku Ketua Program Studi, Drs. Zuhairi, M.Pd sebagai pembimbing I dan Dra. Isti Fatonah, MA sebagai pembimbing II, yang sangat berjasa dalam mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada segenap Dosen STAIN Jurai Siwo Metro yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Tidak kalah pentingnya juga saya haturkan kepada berbagai pihak yang telah berperan dalam membangkitkan semangat penulis dalam menyelesaikan studi.
 Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Akhirnya semoga hasil penelitian ini yang telah dilakukan kiranya bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Metro,             September 2013
Penulis


ERWAN ISLAHUDIN
NPM.0947331


KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­
Jl. Ki Hajar Dewantara 15 a Kota Metro (telp.0725)41507
­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­
PENGESAHAN



Skripsi dengan Judul   :  PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII SMPN I PEKALONGAN KECAMATAN PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012, disusun oleh Maryanto Dwi Sulistyo, NPM  0731521, Program Studi Pendidikan Agama Islam, telah diujikan dalam sidang munaqosah jurusan Tarbiyah pada haari/tanggal : ........................../............................................... 2011


TIM PENGUJI



Ketua Sidang                          : Dra. Haiatin Chasanatin, MA    (                             )
Penguji I (Utama)                   :  Sudirin, M.Pd                           (                              )         Pennguji II (Pembantu)            :  Sri Andri Astuti, M.Ag            (                              )
Sekretaris                                :  Sri Andri Astuti, M.Ag            (                             )
Petugas                                    :  Maryatun                                  (                             )

Mengetahui
Ketua STAIN Jurai Siwo Metro


Prof. Dr. Edi Kusnadi, M.Pd
NIP. 19601005 199303 1 003







KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­
­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­Jln.Ki.Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung. 34111 Telp. (0725) 41507, Fex (47296) Email: stainjusi @ stainmetro. ac.id website:www stainmetro.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN


Judul Skripsi :    PENGARUH  METODE BELAJAR  SQ3R TERHADAP HASIL BELAJAR  FIQIH SISWA  KELAS  VIII MTs SABILUL MUTTAQIEN SUKARAJA NUBAN KECAMATAN BATANGHARI NUBAN LAMPUNG  TIMUR TAHUN PELAJARAN  2010/2011


Nama                     :  Habibul Husni
Npm                      :  0731251
Jurusan                  :  Tarbiyah
Program Studi       :  Pendidikan Agama Islam


MENYETUJUI



            Untuk dimunaqosahkan dalam sidang munaqosah Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro.


               Pembimbing  I                                                Pembimbing  II



      Dra. Haiatin Chasanatin, MA                            Sri Andri Asatuti, M.Ag
      NIP. 19561227 198903 2 001                          NIP. 19750301 200501 2 003





ABSTRAK
PENGARUH  METODE BELAJAR   SQ3R  TERHADAP  HASIL  BELAJAR  FIQIH SISWA KELAS VIII MTs SABILUL MUTTAQIEN SUKARAJA NUBAN KECAMATAN BATANGHARI NUBAN LAMPUNG
 TIMUR TAHUN PELAJARAN  2011/2012

Oleh
Habibul Husni
NPM. 0731251

           Hasil belajar sebagai output dari proses pembelajaran, merupakan bentuk perubahan dalam diri individu. Hasil belajar setiap bidang studi akan membentuk unsur-unsur kelengkapan setiap pribadi individu siswa, misalnya bidang studi fiqih; akan membentuk penguasaan konsep yang berkaitan dengan ibadah dan mua’malah, bidang studi ketrampilan; maka akan membentuk skill siswa berkembang  dengan potensi dasar yang dimiliki, dan demikian pula bidang studi lainnya.
     Memperhatikan  keadaan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan permasalahan inti yang harus secara terus menerus dipikirkan dan diupayakan oleh setiap guru dan komponen pendidikan lainnya. Pemahaman terhadap hasil belajar mata pelajran fiqih, setidaknya siswa dalam belajar akan dapat memegang prinsip bahwa: “ Belajar itu menunjuk kepada suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen. Perubahan tingkah laku tidak terjadi segera mengikuti pengalaman belajar. Dalam tingkah laku merupakan hasil dari pengalaman dan latihan, yang harus diberi penguatan.
     Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan agar proses penelitian ini tidak menyimpang dari topik yang ditetapkan, maka  dirumuskan permasalahan sebagai berikut: "Adakah pengaruh metode belajar SQ3R terhadap hasil belajar fiqih siswa kelas VIII  MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012?".
    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh metode belajar SQ3R terhadap hasil belajar fiqih siswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Sukaraja Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka diajukan hipotesis: Ada pengaruh metode belajar SQ3R terhadap hasil belajar fiqihsiswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Sukaraja Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012. Data dikumpulkan dengan metode tes dan observasi serta dokumentasi, kemudian dianalisis dengan rumus t tes. Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh t tes hitung sebesar 3,91, lebih besar dari t tabel sebesar 2,76, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: Ada pengaruh metode belajar SQ3R terhadap hasil belajar fiqihsiswa kelas VIII MTs Sabilul Muttaqien Kecamatan Sukaraja Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.





ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama               :  Habibul Husni
NPM               :  0731251
Program Studi :  Pendidikan Agama Islam
Jurusan            :  Tarbiyah
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan daftar pustaka.

Metro,        Februari 2012
Mahasiswa Ybs


                                                                     Habibul Husni
NPM. 0731251




KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­
­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­Jln.Ki.Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung. 34111 Telp. (0725) 41507, Fex (47296) Email: stainjusi @ stainmetro. ac.id website:www stainmetro.ac.id


PENGESAHAN

Skripsi dengan judul: PENGARUH  METODE BELAJAR  SQ3R TERHADAP HASIL BELAJAR  FIQIH SISWA  KELAS  VIII MTs SABILUL MUTTAQIEN SUKARAJA NUBAN KECAMATAN BATANGHARI  NUBAN LAMPUNG  TIMUR TAHUN PELAJARAN  2010/2011 , disusun oleh Habibul Husni, NPM. 0731251, Program Pendidikan Agama Islam,  telah diujikan dalam sidang munaqosah Jurusan  Tarbiyah, pada hari/tanggal:
Rabu / 14 Maret 2012


TIM PENGUJI

Ketua                          :  Dra. Haiatin Chasanatin, MA          (                                   )

Pembahas  I                 : Sudirin, M.Pd                                   (                                   )

Pembahas II                : Sri Andri Asatuti, M.Ag                   (                                   )

Sekretaris                    : Sri Andri Asatuti, M.Ag                   (                                   )

                                                            Ketua




Prof. Dr. Edi Kusnadi, M.Pd
NIP. 19601005 199303 1 003



MOTTO
3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 ... ÇÊÊÈ

Artinya: ”...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka berusaha untuk menngubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d : 11).
                 
















______________

              1 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Darul HikmaH, Jakarta, 2004, h. 250




PERSEMBAHAN




  Keberhasilan ini dipersembahkan kepada:

1.        Ibunda Siti Jariyah dan Ayahanda Zainurrohim tercinta yang telah mendidik dan membesarkanku hingga aku dewasa.
2.        Kakak, adik  dan saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan semangat kepadaku selama aku menempuh studi.
3.        Dra. Haiatin Chasanatin, MA selaku Dosen Pembimbing I dan Sri Andri Astuti, M.Ag, selaku pembimbing II dan sebagai Kaprodi serta Drs. M. Hariplish, MA selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
4.        Rekan-rekan sperjuangan angkatan 2007 Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro, yang telah banyak memberikan motivasi kepadaku dalam penyelesaian studi.
5.        Almamaterku STAIN Jurai Siwo Metro.



















DAFTAR TABEL




Tabel                                                                                                             Halaman


1.  Data hasil Ujian Tengah Semester…….……………….………………..     3
2.  Sarana dan Prasarana MTs Sabilul Muttaqien ………………………….    49
3.  Data Kepala Sekolah dan Guru………………………………………….    50 
4.  Jumlah Siswa ………………………………………………………….       51
5.   Data Hasil Belajar Fiqih Siswa ……………………………………….      55
6.  Data Hasil Belajar Fiqih Siswa Yang Diajar Dengan Metode SQ3R……   56   
7.   Tabel analisis perbedaan hasil belajar siswa……………………………..  57














DAFTAR LAMPIRAN


  1. Surat Bimbingan Skripsi
  2. Surat Izin Research
  3. Surat Tugas Penelitian dari STAIN Jurai Siwo Metro
  4. Surat keterangan research
  5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
  6. Kartu Konsultasi bimbingan skripsi
  7. Daftar Riwayat hidup











                                  











Tidak ada komentar:

Posting Komentar